friends

Jumat, 05 November 2010

…..sI BanGAt dan ArTI Cinta…..


Kata itu muncul begitu saja antara aku dan dia. Kata itu tidak memberikan tanda-tanda sebelumnya padaku dan padanya. Bangsat itu,

dia telah berani membuat kata itu nyata dimataku. Bangsat itu telah memperlihatkan sebuah kata yang terlalu semu didepan hidungku. Kata yang agung dan juga semu.
CINTA.
Hanya lima huruf. Bagiku dan si bangsat itu tidak mempunyai arti apa-apa. Tapi mempunyai sebuah ikatan. Padahal si bangsat itu tidak mau

membuat suatu hubungan apapun denganku. Aku pun sepertinya tidak punya keinginan untuk terikat hanya demi seorang bangsat seperti dia.
Tapi lima huruf itu mengikat kami dengan paksa. Sangat egois!
Kata itu tiba-tiba muncul dan mengikat hati kami dengan tali kawat dari baja. Sakit dan mengakibatkan kami seperti berada di dunia kami sendiri. Aku jadi tak suka. Lama-lama aku makin dekat dan merasa ingin dekat dengan si bangsat. Bahkan aku rela membiarkan semuanya menjadi miliknya. Berkali-kali aku menangis menjerit hanya gara-gara kata itu. Aku benci kata itu. Benci.
Kami makin dekat. Padahal aku tidak suka dengan si bangsat. Dia terlalu klise untuk dicintai. Dia hanya pantas dibenci. Tapi gara-gara kata itu, aku malah berbalik menyayanginya.
Kadang dalam mimpiku pun aku merindukan si bangsat. Kurang ajar sekali! Rasanya hatiku tergedor untuk bertemu dan melihat wajah si bangsat. Rasioku sama sekali diam tidak bergeming. Hanya hatiku yang diselimuti rasa yang aneh dan egois dari kata itu.
Lima huruf yang mematikan. Tidak ada yang lebih menyakitkan seperti lima huruf itu. Tidak ada yang lebih menyengsarakan hati seperti lima huruf itu. Aku tahu segalanya akan terasa perih, tapi seolah rasioku mati.
Kata yang bisa membuat jiwa raga lumpuh. Kata yang menusuk

tulang, memecahkan atom, menindas otak, dan memasung hati. Kata yang seharusnya semua orang benci. Kata yang dijadikan tameng dari segala ketakutan dan sakit neraka.
C I N T A.

Si bangsat itu sangat sering menyebut kata itu. Saat kami bercinta. Saat kami marah. Saat kami bercanda. Kebiasaan buruk yang terdengar indah di telingaku. Kebiasaan yang lebih buruk ketimbang merokok atau membunuh orang.
Aku tak ingin terbelen
ggu kekosongan dari kata-kata itu.
Aku ingin secepatnya bebas dari kurungan si bangsat. Aku ingin menghapus kata itu dari jiwa ragaku. Kata itu mengerikan dan prakteknya pun menyeramkan. Seolah aku siap diterjang dan dimakan kapan saja, oleh si bangsat atau oleh kata itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar